Pentingnya Seorang Fisioterapis bagi Atlet Basket Profesional
Olahraga merupakan
suatu kebutuhan bagi manusia. Dianggap kebutuhan karena manusia adalah
mahluk yang bergerak. Manusia dalam melakukan aktifitasnya tidak pernah
terlepas dari proses gerak, sebab tidak ada kehidupan tanpa adanya
gerakan.
Olahraga
sendiri bersifat universal. Dengan kata lain olahraga dapat dilakukan
oleh seluruh lapisan masyarakat tidak memandang suku, ras, agama, latar
belakang pendidikan, status ekonomi maupun gender. Baik laki-laki maupun
wanita dapat melakukan aktifitas olahraga tanpa pengecualian.
Pencapaian
prestasi olahraga memiliki beberapa komponen penting yang perlu menjadi
perhatian. Komponen tersebut adalah kapasitas kerja kardiovaskuler,
pulomonal, performa otot, fleksibilitas, agilitas, dan beberapa aspek
psikologi dan sosial. Performa otot sendiri terdiri dari kekuatan otot,
daya tahan otot, dan makroskopik otot.
Olahraga
Basket adalah olahraga yang tepat untuk membakar kalori dan memperbaiki
kondisi aerobik bila dimainkan dalam intensitas sedang atau tinggi.
Komponen kebugaran yang bisa diperoleh saat berolahraga Basket, yakni :
keseimbangan, kelincahan, kekuatan , kecepatan gerak , tahan otot ,
kelenturan dan koordinasi.
Di
Indonesia saat ini perkembangan basket sedang menunjukan peningkatan
yang pesat baik dari kualitas permainan maupun antusiasme penonton,
serta semakin kompetitifnya kompetisi basket seperti DBL Indonesia, NBL
Indonesia, Kejurda, Kejurnas, dan PON
Didalam
pengembangan prestasi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah penanganan terhadap cidera
yang dialami oleh atlit. Dikarenakan olahraga basket memiliki resiko
cidera yang cukup tinggi.
Cidera
olahraga adalah suatu keadaan dimana terjadi proses patologi pada
jaringan spesifik dikarenakan aktifitas olahraga. Proses patologi yang
terjadi pada jaringan spesifik tersebut akan dapat menimbulkan gangguan
pada gerak dan fungsi atlit yang berpengaruh terhadap prestasinya. Untuk
itu masyarakat olahraga Indonesia sudah sebaiknya melakukan penanganan
cidera olahraga yang komprehensif dengan pendekatan ilmu dan tehnologi
terkini. Didalam penanganan yang komprehensif tersebut juga dibutuhkan
peranan dari fisioterapis.
Menurut
KEPMENKES RI. NO.1363 Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk individu dan kelompok dalam memelihara, mengembangkan,
dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan modalitas fisioterapi. Gerak dan fungsi yang menjadi obyek
formal fisioterapi menjadikan fisioterapi olahraga sebagai salah satu
fragmentasi pelayanan fisioterapi. Cidera olahraga yang juga menimbulkan
gerak dan fungsi didalam penanganannya memerlukan pendekatan
fisioterapi.
Upaya penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi memiliki tujuan untuk
- meningkatkan gerak dan fungsi untuk melakukan aktivitas olah raga tanpa menimbulkan cidera/gangguan
- mengembalikan gerak dan fungsi yang terganggu akibat cidera olah raga
- mengembangkan aktivitas olah raga sesuai dengan kapasitas kemampuan fungsional fisik yang tersedia
Untuk memenuhi tujuan
fisioterapi tersebut, maka fisioterapis akan melakukan proses
fisioterapi yaitu asesmen, diagnosa, perencanaan, intervensi, dan
reevaluasi. Dengan dasar pengetahuannya mengenai struktur jaringan
spesifik, proses patologi jaringan dan pola gerak dan fungsi normal
khususnya pada aktifitas fisioterapis akan lebih tepat dan cepat dalam
melakukan penanganan kasus cidera olahraga.
Kendala
yang dihadapi adalah belum populernya fisioterapi di lingkungan
masyarakat olahraga. Kenyataannya masih banyak insan olahraga termasuk
dalam olahraga prestasi yang lebih memilih pengobatan tradisional dalam
melakukan penanganan dalam kasus cidera olahraga. Akibatnya banyak atlet
yang tidak dapat berprestasi dengan baik bahkan tidak sedikit yang
dipaksa pensiun di usia emasnya.
Fisioterapi
adalah profesi yang mempunyai otonomi sendiri serta mandiri yang
melaksanakan praktek secara terbuka dan mempunyai hubungan sejajar
dengan profesi medis dan tenaga kesehatan profesional lainnya.
Fisioterapi
memberikan pelayanan pada sektor privat atau umum di rumah sakit, pusat
rehabilitasi, puskesmas, klinik, sekolah dan tempat kerja. Secara
mandiri atau bersama-sama dalam tim, fisioterapi memeriksa pasien,
kemudian merencanakan dan memberikan pengobatan dan program pendidikan
kepada pasien dan keluarganya. Fisioterapi terlibat dalam
program-program skreening dan pencegahan, pendidikan kesehatan maupun
penelitian. Fisioterapis dapat menjadi konsultan pada lembaga-lembaga
pendidikan, kesehatan dan sosial yang berkenaan dengan perawatan
kesehatan.
Fisioterapi
bekerja dengan tuntunan prinsip-prinsip etika yang dirinci secara jelas
pada kode etik profesi yang dikeluarkan oleh organisasi profesi.
Sebagai anggota WCPT, kode etik profesi fisioterapi harus sejalan dengan
prinsip-prinsip kode etik yang dikeluarkan oleh WCPT.
Nama
profesi fisioterapis adalah perlindungan tunggal terhadap orang yang
memegang kualifikasi yang disetujui oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia
yang menjadi anggota World Confederation For Physical Therapy (WCPT).
Fisioterapis
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi dan
kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan
fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ilmu Fisioterapi
adalah sintesa ilmu biofisika, kesehatan, dan ilmu-ilmu lain yang
mempunyai hubungan dengan upaya fisioterapi pada dimensi promosi,
pencegahan, intervensi, dan pemulihan gangguan gerak dan fungsi serta
penggunaan sumber fisis untuk penyembuhan seperti misalnya latihan,
tehnik manipulasi, dingin, panas serta modalitas elektroterapeutik.
Cidera
yang sering terjadi pada olahraga basketball dibagi menjadi dua yaitu
direct/ traumatic injuries dimana mekanisme kejadiannya bersifat
langsung seperti benturan, dorongan maupun kesalahan dalam melakukan
gerakan (pivoting, jumping, landing) dan lain-lain contoh kasus dalam
hal ini ialah sprain ankle (peregangan berlebihan dari ligamen ankle)/orang mengenalnya dengan istilah keseleo.
Selanjutnya
ialah cedera overuse dimana cedera terjadi dikarenakan beban tubuh
dalam menerima latihan dan penggunaan berlebihan maupun riwayat cedera
terdahulu yang tidak mendapatkan perawatan/pemeliharaan secara maksimal.
Contoh kasus dalam hal ini ialah jumpers knee (radang pada tendon lutut).
Cedera
olahraga tidak akan pernah terlepas dari atlit basket, mengingat
permainan ini menggunakan banyak kerja otot tubuh. Cedera ini bisa
berdampak langsung terhadap karir dan ekonomi keluarga. Cedera yang
dialami biasa terjadi saat latihan maupun pertandingan secara sengaja
maupun tidak sengaja karena faktor lapangan, gerakan tubuh yang salah
maupun pemanasan (warm up) dan stretching yang kurang.
Untuk
mengembalikan kondisi dan performance atlet maka diperlukan perawatan
medis salah satunya melalui fisioterapi. Fisioterapi bukan merupakan
pengobatan yang baru dan juga tidak dapat menggantikan pengobatan dengan
obat-obatan atau pembedahan, akan tetapi adalah melengkapi cara-cara
pengobatan yang modern.
Komentar
Posting Komentar